Sejarah Telematika
Istilah telematika pertama kali digunakan pada tahun 1978
oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya L'informatisation de la Societe.
Istilah telematika yang berasal dari kata dalam bahasa Perancis telematique
merupakan gabungan dua kata telekomunikasi dan informatika.
Pengertian Telematika
Telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang
menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital.
pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan
dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam
telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan
yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet
sendiri merupakan salah satu contoh telematika.
Telematika menunjuk pada hakikat cyberspace sebagai
suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi
telekominikasi, media, dan informatika. Dalam Pengantar pada Mata Kuliah Hukum
Telematikan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dinyatakan bahwa istilah
telematika merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi
telekomunikasi, media, dan informatika yang semula masing-masing berkembang
secara terpisah. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada
perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi.
Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan
dariTELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing
and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai {the new hybrid
technology} yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini
memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin
terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.
Fungsi Telematika
Selaras dengan pengertian telematika sebagai sarana
komuikasi jarak jauh, maka fungsi dari telematika antara lain :
Penyampai informasi. Telematika digunakan sebagai penyampai
informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan
dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan
hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.
Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat. Interaksi sosial
menimbulkan kebersamaan, keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan
kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut,
walaupun mereka tersebar dimana-mana. Telematika menjembatani proses interaksi
sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah
dibanding hasil perseorangan.
Sejarah Perkembangan Telematika Di Indonesia
Di zamam pra-sejarah, manusia mengkomunikasikan pikiran,
pengetahuan, dan gagasannya ke lingkungan sosialnya secara verbal. Dan dalam
beberapa kasus, dengan menggunakan simbol-simbol material berupa ukiran pada
batu, dinding gua, dan lain sebagainya. Komunikasi tertulis yang mula-mula
dikembangkan memungkinkan informasi untuk disimpan dan dibaca oleh orang-orang
lain di waktu-waktu kemudian. Penyimpanan dan pengalihan informasi melalui
teknologi umumnya berlangsung secara lamban, mahal, dan membutuhkan banyak
tenaga.
Dengan ditemukannya teknologi cetak (printing technology),
informasi dapat dialihkan ke lebih banyak orang, di wilayah yang lebih luas,
dan dengan biaya yang lebih murah. Di peralihan millennium sekarang ini,
perkembangan media elektronik, mencakup radio, televise, dan telepon, telah
memungkinkan penurunan waktu pengalihan informasi secara dramatik.
Jarak geografis kini tidak lagi menjadi penghalang dalam
proses komunikasi dan pertukaran informasi. Biaya penyimpanan dan pengantaran
informasi secara elektronik kini telah semakin banyak ditentukan oleh kebijakan
public, ketimbang oleh faktor-faktor teknikal semata. Misalnya, harga pusa
telepon lebih terkait dengan kebijakan regulasi public dari pada harga actual
yang dibutuhkannya.
Komputer-komputer digital dan media penyimpanan informasi
berskala besar dan missal telah memungkinkan terwujudnya basis data dengan
kemampuan untuk memproses dan memanipulasi informasi. Tidak dengan informasi
tertulis, data yang tersimpan secara elektronik ini ‘tak tampak‘ bagi mata
biasa, kecuali bagi perangkat keras dan lunak untuk melakukan decoding (seperti
komputer dengan kartu baca magnetic).
Teknologi pemrosesan
data secara elektronik ini bersama dengan teknologi komputer digital telah
menghasilkan sebuah aliansi sinergis baru yang dikenal luas sebagai teknologi
informasi, atau Teknologi Telematika. Ruang , waktu, dan biaya secara
berangsur-angsur direduksi melalui aplikasi-aplikasi tekonologi komputer,
penyimpanan missal, dan transmisi elektronikal dan optial. Pengontrolan
informasi dalam rangka teknologi seperti ini menjadi lebih terdistribusi
ketimbang sebelumnya. Dan peranan-peranan pemerintah, agen-agen komersial,
pengusaha-pengusaha swasta menjadi lebih sulit untuk dimengerti.
Telekomunikasi mempunyai pengertian sebagai teknik
pengiriman pesan, dari suatu tempat ke tempat lain, dan biasanya berlangsung
secara dua arah. ‘Telekomunikasi’ mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh,
termasuk radio, telegraf/ telex, televisi, telepon, fax, dan komunikasi data
melalui jaringan komputer. Sedangkan pengertian Informatika) mencakup struktur,
sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data,
memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam
bentuk informasi.
Di Indonesia, pengaturan dan pelaksanaan mengenai berbagai
bidang usaha yang bergerak di sektor telematika diatur oleh Direktorat
Jenderal Aplikasi Telematika. Fungsi Departemen di bidang Aplikasi Telematika
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia.
Fungsinya meliputi:
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang e-government,
e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta
standardisasi dan audit aplikasi telematika;
Pelaksanaan kebijakan di bidang e-government, e-business,
perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan
audit aplikasi telematika;
Perumusan dan pelaksanaan kebijakan kelembagaan
internasional di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten,
pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur
di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan
telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan infrastruktur dan
manajemen aplikasi sistem informasi pemerintahan pusat dan daerah;
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi
Telematika.
Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami
tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah
periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun
1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah tahun
1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai
tahun 2000.
1. 1.Periode Rintisan
Memasuki tahun 1980-an, perubahan
secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu
dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai
dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional
dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun
penggunaannya masih terbatas.
2.Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi
telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio
amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal
ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu.
3.Periode Aplikasi
Awal era millennium inilah,
pemerintah Indonesia serius menanggapi perkembangan telematika dalam bentuk
keputusan politik, selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat
pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat
Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1
Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan teleconference melalui
3G. Teknologi komputer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte),
multiprocessor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless
access point. Bahkan, pada cafe dan kampus tertentu, internet dapat diakses
dengan mudah, dan gratis.
Selain dari ke tiga periode di atas perkembangan telematika
di Indonesia dapat dibagi lagi menjadi 2 masa yaitu :
1. Masa
Pra-Satelit
a. Radio dan Telepon
Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan
teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio.
Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang
mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945,
dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para
pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk
merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah
dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat.
Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran
pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu,
telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai
pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator
tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran
swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang
radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian
Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”.
Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual,
teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines).
Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana
untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena
semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang
masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi
Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu
pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon,
baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia
saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan
jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat
membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman.
Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir
pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral
dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa
inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum
berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai
perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai
sebelumnya.
b. Televisi
Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya
satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara
Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17
Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana
Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan
upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi
TVRI.
Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November
1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung
dari studio yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai.
Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan
TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963
tertanggal 20 Oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat
hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan
mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta
pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya. Sampai tahun 1989, TVRI
merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televisi.
Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi
yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan.
2. Masa Satelit
Satelit Domestik Palapa
Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi
domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di
Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on
Space Telecomunication).
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat
terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi
kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang
berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden
RI.
Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah
peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan
antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi
lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas
melalui TV. Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat
berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan
di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus
1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari
perusahaan NASA dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto
di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek
teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran
satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh
pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman
perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan
sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran
satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada
kepentingan Orba.
Peranan Penting Internet dalam Perkembangan Telematika
Semakin berkembangnya jaman
teknologi telematikapun semakin bekembang pesat, dimana telematika diawali pada
tahun 1962, ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat melakukan riset
penggunaan teknologi komputer untuk kepentingan pertahanan udara
AmerikaSerikat. Melalui lembaga risetnya yaitu Advanced Research Project Agency
(ARPA) menugasithe New Information Processing Techniques Office (IPTO), yaitu
suatu lembaga yang diberi tugas untuk melanjutkan riset penggunaan teknologi
komputer di bidang pertahanan udara. Selanjutnya pada tahun 1969 Departement
Pertahanan Amerika Serikat menemukan sebuah teknologi yang esensinya memadukan
teknologi telekomunikasi dengan komputer yang dikenal dengan nama ARPANet (Advanced
Research Projects Agency Network) yaitu system jaringan melalui hubungan antar
komputer di daerah-daerah vital dalam rangka mengatasi masalah jika terjadi
serangan nuklir.
Keberhasilan dalam memadukan teknologi tersebut atau yang
dikenal dengan istilah teknologi informasi (information technology) pada tahun
1970 mulai dimanfaatkan untuk keperluan non-militer oleh berbagai universitas.
Pada dekade inilah sebenarnya manusia telah
memasuki era baru yaitu melalui perkembangan teknologi
informasi telah dimanfaatkan manusia hampir di semua aspek kehidupan.
Berpadunya globalisasi dan kemajuan teknologi bidang informasi
dan komunikasi, telah mendorong munculnya jenis-jenis transaksi bisnis yang
baru dan secara berangsur cara-cara bisnis yang lama ditinggalkan. Bukan saja
bisnis menjadi semakin maju, tetapi juga jenis-jenis transaksinya makin banyak,
makin canggih dan makin cepat proses penyelesaiannya. Di pihak lain hal ini
tentunya ekses negatif yang timbul tidak dapat dihindari, karena dapat
memunculkan jenis-jenis kejahatan bisnis (business crime) baru, dan menimbulkan
persoalan lain seperti pelanggaran privacy, pornography,counterfeiting, defamation, hackers, drug
cartel, cyberquatting,international money laundering. Sedangkan dari sisi
hukum, berkembangnya kegiatan teknologi informasi menimbulkan persfektif dalam
cabang ilmu hukum antara lain, hukum perdata, pidana, tata negara, administrasi
negara dan internasional, dan dari perspektif spesialisasi bidang hukum adalah
hukum pasar modal, perbankan, hak atas kekayaan intelektual, dan pajak.
Perkembangan teknologi informasi terakhir, khususnya ledakan
informasi dalam dunia maya atau telematika (cyberspace) dan internet membawa
perubahan ke segala aspek kehidupan manusia, pendidikan, hiburan, pemerintahan,
dan komunikasi. Istilah telematika menunjuk kepada sebuah ruang elektronik
(electronic space), yakni sebuah masyarakat virtual yang terbentuk melalui
komunikasi yang terjalin dalam sebuah jaringan komputer (interconnected
computer networks).Hampir setiap kali berbicara mengenai teknologi informasi,
maka sulit dipisahkan dengan persoalan jaringan(net). Dewasa ini dikenal dengan
istilah internet, intranet dan ekstranet. Dalam perkembangannya internet
mempunyai peran penting secara umum, peran penting internet tersebut dalam
perkembangan telematika, antara lain:
a) Distribusi geografis mencakup seluruh dunia, pada
saat masuk dalam jaringan maka dapat berkomunikasi dengan siapapun di
seluruh dunia.
b) Memperlihatkan arsitektur yang kuat, karena
merupakan jaringan kerja dan tidak terdapat pusat kontrolnya.
c) Kecepatan beroperasinya sesuai waktu yang
sesungguhnya (real time speed).
d) Aksesnya bersifat universal, siapapun dapat
menghubungkan diri dengan jaringan internet.
e) Memberikan kebebasan berbicara, tidak ada
larangan untuk berpendapat dan berbicara.
Penerapan Telematika Dalam Bidang Kesehatan
Setelah menjelaskan pengertian dari telematika, kelompok
kami ingin mencoba memberikan satu contoh bentuk penerapan dari teleamtika
tersebut. Salah satu penerapan telematika dalam bidang kesehatan ini adalah
Telematika dalam Penelitian Kesehatan, disamping Tele-Education, Telemedicine,
serta Telematika untuk Manajemen Pelayanan Kesehatan dan kelompok kami akan
menjelaskan mengenai Tekemedicine
Definisi Telemedicine
Telemedicine merupakan suatu layanan kesehatan antara dokter
atau praktisi kesehatan dengan pasien jarak jauh guna mengirimkan data medik
pasien menggunakan komunikasi audio visual mengunakan infrastruktur
telekomunikasi yang sudah ada misalnya menggunakan internet,satelit dan lain
sebagainya.

Dari gambar diatas dapat dijelaskan lebih mendalam mengenai
apa itu telemedicine. Komponen penyusun teknologi telemedicine adalah pasien,
dokter, internet dan praktisi kesehatan. Pasien memiliki jarak yang jauh dengan
dokter. Apabila pasien ingin memeriksa kesehatan mereka tidak perlu berangkat
ke tempat dokter, ini untuk penyakit yang kecil dan menengah dan untuk
perawatan jalan. Untuk pasien dengan sakit parah dan perlu rawat inap hal ini
sulit diterapkan,tetapi masih dalam tahap pengujian. Misal untuk pasien sakit
jantung, kanker, tumor dan lain-lain. Antara pasien dengan praktisi kesehatan
harus memiliki jaringan internet yang terhubung secara global sehingga pasien
bisa menggunakan telemedicine.
Sejarah Telemedicine
Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan
menggunakan perangkat jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru. Setelah
diperkenalkan pesawat telepon, percobaan telemedicine telah dilakukan pertama
kali dengan men-transmisi-kan rekaman ekg melalui jaringan telepon sistem
analog. Walaupun jarak tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai
klinisnya tidak begitu bermakna. Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk
melakukan transmisi suara jantung dan napas antar dokter dan pasien.Setelah
Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto dikembangkan oleh militer di
eropa. Pengalaman tersebut memberikan inspirasi para pioner kedokteran dalam
mengembangkan teknik pengiriman gambar-gambar medis tentang penyakit dan
kelainan dari pasien ke dokter. Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu
telah melakukan kegiatan pendidikan, interprestasi dan menegakkan diagnosis
serta melakukan pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh.
Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem
digital saat ini, perkembangan telemedicine semakin berkembang. Peralatan
kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga
dapat mengubah citra video menjadi citra digital. Kini, penggunaan telemedicine
sangat luas sampai sekarang diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang,
Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia.
Sejarah Telemedicine di Indonesia
Telemedicine di Indonesia sudah berkembang cukup signifikan.
Di Indonesia sudah meluai menggunakan telemedicine sejak tahun 90an. Pada era
tersebut masih menggunakan teknologi telepon standar. Di era sekarang
telemedicine sudah berkembang lebih pesat, misalnya di Surabaya antar puskesmas
di seluruh Surabaya sudah saling terhubung dengan tekologi internet dan sudah
terhubungsatu dengan yang lain, selain itu puskesmas juga sudah terhubung
dengan pusat kesehatan kota. Tetapi bandwidth di Indonesia masih kurang untuk
dilakukan teleconference antar pasien dengan praktisi kesehatan. Tetapi hal ini
memungkinkan apabila antar puskesmas dengan pusat kesehatan kota memiliki akses
internet sendiri tidak menggunakan layanan public internet.
Manfaaat Telemedicine
Mafaat telemedicine adalah sebagai berikut:
Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan
langsung dari dokter-dokter pribadi.
Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga
dan sahabat dapat memberikan dukungan langsung.
Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di
tempat kerja.
Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah
sakit dan pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal
di rumah.
Aplikasi Telemedicine
Aplikasi Telemedicine dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu:
Skala Mikro
Dilaksanakan oleh salah satu intansi layanan kesehatan dalam
skala terbatas
Skala Makro
Aplikasi Sektoral - Terbatas untuk satu subdisiplin
ilmu kedokteran/ bidang layanan kesehatan
Aplikasi Regional - Mencakup keseluruhan bidang
layanan kesehatan terbatas pada wilayah tertentu dalam satu negara
Aplikasi Nasional - Mencakup seluruh bidang layanan
kesehatan di seluruh wilayah suatu negara
Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari materi
dan objek transmisi nya. Misalnya: teleradiologi, telepatologi,
teledermatologi, telekardiologi, telepsikiatri, teleneurologi, teleedukasi,
telekonsultasi, pengobatan telenuklir, teleotorinolaringologi dan
penatalaksanaan trauma jarak jauh. Selain itu dikenal pula berbagai disiplin
telemedicine lainnya seperti telenursing (pelayanan keperawatan jarak jauh),
dan teleprescribing (resep jarak jauh).
Perangkat keras dan lunak telemedicine sangat mahal,
terutama transmisi yang menggunakan saluran pita lebar, sehingga akses pusat
kontrol dan server sebaiknya berada di center-center besar. Namun harus
dibedakan mana yang bisa diaplikasikan sesuai kemampuan, dan mana yang harus
menunggu pemakaian teknologi tinggi. Semua pengiriman pencitraan (image) baik
ekokardiografi real time maupun film citra x-ray , ct-scan ataupun angiogram
memerlukan saluran pita lebar dan jaringan digital dengan biaya tinggi.
Pilihan telekomunikasi yang dapat dilakukan untuk aplikasi
Telemedicine antara lain:
Saluran telepon standar (public switched telephone network;
PSTN)
ISDN (integrated service digital network)
Koneksi satelit
Teknologi nirkabel
Koneksi gelombang mikro
Leased line
ATM (asynchronous transfer mode): teknologi relay sel.
Beberapa kasus aplikasi satelit untuk pelayanan kesehatan
jarak jauh, antara lain:
Jaringan Informasi Medis Asia-Pasifik via ETS-V
(AMINE – Asia Pacific Medical Information Network via ETS-V.
Proyek yang dilaksanakan oleh National Space Development Agency (NASDA) dan
Departemen Pos dan telekomunikasi Jepang serta dibantu oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Tokai Jepang ini mendirikan 25 stasiun bumi yang menggunakan L-Band
VSAT di setiap stasiunnya. Stasiun bumi tersebut tersebar di Thailand, Kamboja,
Papua Nugini, Fiji, China, dan Jepang. Setelah selama empat tahun beroperasi
(1992-1996) ternyata 80% traffik adalah trafik non-klinis seperti
masalah-masalah administrasi, manajemen rumah sakit, dan urusan logistik. Oleh
Karena itu AMINE merekomendasikan agar desain telemedicine di masa yang akan
datang turut memperhitungkan trafik-trafik non-klinis seperti ini. Hasil yang
nyata adalah AMINE telah berhasil menyelamatkan banyak pasien terutama di
negara berkembang di asia pasifik.
Telemedicine via ACTS (Advanced Communications Technology
Satellite ) – NASA.
ACTS merupakan salah satu pionir dalam mengaplikasikan
telemedicine via satelit. Salah satu eksprimen telemedicine yang dilakukan
adalah telemammography, yang mendemontrasikan pengiriman citra mammografi
resolusi tinggi dari daerah pedesaan ke kota menggunakan jaringan akses
satelit. Mammografi adalah citra radiologi yang dapat membantu pendeteksian
kanker payudara dalam tahap dini. Sayangnya dibutuhkan ahli radiologi yang
berpengalaman untuk menginterpretasikan citra tersebut yang tidak selalu
tersedia didaerah pedesaan atau kota kecil. Eksprimen ini menghubungkan tempat
screening di kota kecil atau pedesaan dengan suatu institusi medis di kota
besar. Keberhasilan program ini membutuhkan integrasi antara satelit dan
infrastruktur terestrial di fakultas kedokteran kampus/rumah sakit, pemoresan
citra, keamanan data pasien, juga perangkat lunak yang mengontrol proses
screening. Salah satu kesulitan yang dihadapi pada telemammografi ini adalah
citra yang dihasilkan berukuran besar. Untuk teknik mammography direct digital,
kompresi 20:1 diperlukan agar citra dapat ditransmisikan kurang dari 1 menit
dengan menggunakan T1. Tetapi kompresi sebanyak ini mengorbankan beberapa data
pada citra. Karena itu eksprimen ini menyarankan pengembangan teknik kompresi
citra disamping perbaikan sistem yang mampu mentransmisikan citra lebih cepat.
Tipe-tipe Teknologi yang Digunakan
Dua jenis teknologi yang berbeda paling banyak digunakan
dalam aplikasi telemedicine sekarang ini. Yang pertama dikenal dengan istilah
store danforward digunakan untuk mentransfer image digital dari satu lokasi ke
lokasi yang lain. Sebuah citra digital diambil menggunakan kamera digital
(disimpan) dan kemudian di kirim (forward) oleh komputer ke lokasi lainnya. Hal
ini biasanya dilakukan untuk kondisi yang tidak darurat, ketika sebuah
diagnosis atau konsultasi dibuat dalam kurun waktu 24-48 jam dan dikirim kembali.
Gambar mungkin dikirimkan dalam 1 gedung, antar gedung dalam
1 kotaatau dari beberapa lokasi ditempat yang berbeda negara. Teleradiology,
pengiriman gambar X-ray, CT scan atau MRI adalah aplikasi yang paling sering
digunakan dalam dunia telemedicine saat ini. Ada ratusan pusat kesehatan,
klinik dan dokter pribadi yang menggunakan beberapa bentuk teleradiologi.
Beberapa radiologis menginstall teknologi komputer di rumahmereka, sehinggga
mereka bisa menerima gambar yang dikirim ke mereka dan melakukan diagnosis,
daripada harus menempuh perjalanan ke klinik atau rumah sakit tertentu.
Telepathology adalah contoh lain dari penggunaan teknologi
telemedicine. Citra pathologi dikirim dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk
konsultasi diagnosis. Dermatologi juga cocok untuk pengaplikasian telemedicine
(meskipun praktisi lebih banyak mencoba menggunakan teknologi interaktif untuk
pengamatan kulit). Citra digital dari kondisi suatu kulit diambil dan dikirim
ke dermatologist untuk diagnosis.
Telemedisin (telemedicine) dari arti katanya dapat diartikan
sebagai kedokteran jarak jauh.Layanan kedokteran (klinis) dimaksud dapat berupa
(transfer/transmisi) data (medis) dari proses wawancara (mis.
anamnesis=wawancara dokter-pasien; dokter-mahasiswa dalam proses edukasi),
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang, peresepan
bahkan tindakan perawatan dan pengobatan.
Data medis yang nantinya menjadi informasi yang lebih
bermakna itu dapat berwujud format teks, citra/gambar/foto, video, audio/suara,
biosinyal.Jarak jauh dimaksudkan adanya perbedaan geografis (mis. regional,
internasional) antara pemberi layanan dan yang dilayani.
Layanan kedokteran jarak jauh ini dapat terlaksana berkat
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).Telemedisin bukanlah
teknologi yang benar-benar baru. Bukan hanya dalam khayalan. Telemedisin modern
sudah ada sejak telepon digunakan. Telemedisin masa kini akan lebih mengacu
pada pemanfaatan TIK yang lebih canggih.Istilah telemedisin disini lebih
spesifik pada bidang kedokteran (klinis) dibanding istilah telehealth,
telecare, telenursing.
Peluang Telemedicine
Masalah jarak terkait dengan bagaimana caranya memberikan
akses layanan kedokteran yang berkualitas dengan biaya murah dan terjangkau,
berkelanjutan, demi mencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera.Bayangkan
ketersediaan dan rasio tenaga dokter dan dokter spesialis di daerah-daerah
terpencil di Indonesia. Telemedcine menawarkan solusinya dengan menjanjikan
diantaranya efisiensi, efektivitas, interaktivitas, kolaborasi dan ubiquitous.
Diharapkan menjadi lebih hemat jarak, waktu dan biaya. Juga
meningkatkan kerjasama lintas geografis. Mudah diakses dengan berbagai
perangkat, darimana dan kapan saja.Telemedicine yang sudah sering dilakukan
diantaranya dalam bentuk telekonsultasi. Bisa melalui telepon, pesan singkat
(SMS), MMS, chat bahkan video call. Juga konsultasi dokter online via web
seperti mail list, forum, blog, Twitter, Plurk, Facebook, webcam,
dll.Telekonsultasi yang populer berupa telekonferensi dan videokonferensi.
Yang sekadar bersifat pengawasan dan pemeliharaan dapat
berupa telemonitoring. Terkait bidang pendidikan disebut tele-education yang
dapat digunakan juga sebagai ubiquitous learning.Di bidang kedokteran sendiri
dikenal istilah teleradiologi (terkait dengan PACS [Picture Archiving and
Communication System]), telekardiologi, telesurgery, telepatologi,
telepsikiatri, teledermatologi, teleoftalmologi, teleobstetri-ginekologi,
telepediatrik, dll. Beberapa penelitian menyatakan telemedisin efektif dan
efisien digunakan untuk kasus penyakit kronis dan rawat jalan serta mampu
mengurangi angka rujukan serta lama rawat inap.
Teknologi Telemedicine
Di sisi klien/pasien dibutuhkan suatu alat yang mampu
menggantikan fungsi panca indera dan aktivitas dokter. Misalnya kamera video,
stetoskop elektron, elektrokardiografi, dermatoskop elektron, ultrasonografi
elektron, robot bedah, dll.Data bisa pula ditangkap dan diolah dengan bantuan
perangkat lunak atau sistem manajemen data tertentu. Seperti pengolah citra
pada CT-Scan, aplikasi berbasis web, pengatur kompresi, dll. Format data
sebaiknya memiliki standar, seperti XML, JPEG, dll. Diperlukan juga standardisasi
proses, antarmuka, kualitas data, lama penyimpanan dan sebagainya.
Data yang terkumpul dapat langsung diteruskan secara waktu
nyata (real time/synchronous) atau disimpan dulu (asynchronous). Data dapat
juga diminta sewaktu-waktu menggunakan metode pull technology atau cukup
menunggu kiriman dari klien dengan cara push technology.Jaringan yang digunakan
untuk mengantarkan data dapat memanfaatkan kabel, nirkabel bahkan koneksi
satelit. Tergantung pada lebar pita (bandwidth) yang dibutuhkan untuk transfer
data.Data yang sampai di stasiun penerima (mis. rumah sakit, klinik, praktik
swasta, farmasi, laboratorium, dll) dapat diolah. Atau cukup dijadikan arsip.
Jika diperlukan, informasi disampaikan kembali ke klien.
Aplikasi Telemedicine Di Indonesia
Di Indonesia, dinyatakan beberapa pusat pelayanan kesehatan
di daerah sebenarnya telah dilengkapi dengan peralatan yang mendukung
telekonferensi. Langkah bertahap menuju telemedisin yang lebih maju. Beberapa
berita penerapan dan penelitian telemedicine di Indonesia (dimutakhirkan 29
Januari 2009):
Telemedicine, Berobat Via Internet!
Dokter di Bandung Obati Pasien di Aceh (2005)
RSUD Terapkan Mobile Telemedicine System (2008)
Penelitian telemedisin di arsip ITB (Institut Teknologi
Bandung).
Hambatan Telemedicine
Sumber daya manusia dan teknologi yang ditanamkan tidak bisa
dibilang murah. Belum lagi faktor budaya. Dokter umum lokal biasanya lebih
paham kondisi kesehatan di daerahnya dibanding dokter spesialis/konsultan yang
tidak mengenal kondisi geografis daerah tersebut. Dokter memang tidak akan
tergantikan oleh mesin. Tapi mesin akan banyak menjembatani hubungan
dokter-pasien. Ringkasnya, telemedicine sebagai suatu alat bantu telah
menawarkan beberapa peluang. Dengan mengutamakan keselamatan pasien yang didukung
regulasi, standar, penelitian dan kedokteran berbasis bukti, telemedisin
mungkin dapat membantu terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera.